Jumat, 22 Januari 2010

Analilis novel Mencari Matahari

Identitas Novel

  1. Judul : Mencari Matahari
  2. Pengarang : GOLA GONG

  1. A. Analisis novel secara umum

Novel berjudul ”Mencari Matahari”, karangan GOLA GONG secara keseluruhan merupakan Novel yang baik. Novel ini memiliki Tema Perjuangan, dengan mengambil bahan cerita yang tidak asing di masyarakat. Bahkan mungkin ceritanya adalah kejadian sehari-hari yang banyak dijumpai di sekitar lingkungan kita.

Dalam penceritaannya, pengarang memakai alur campuran yang mudah dimengerti, tidak bertele-tele. Setiap bagian-bagian dari ceritanya diceritakan secara menarik, meskipun penulis memakai alur campuran namun ceritanya tetap berkesinambungan, sehingga pembaca tidak akan merasa bingung ketika membacanya.

Cerita yang baik tentu di dukung oleh unsur-unsur yang baik pula. Dalam cerita ini pengarang memakai sudut pandang orang ketiga dengan memakai sebutan-sebutan, antara lain seperti “si lelaki pucat, anak malam” dll. Dalam menceritakan tokoh utamanya. Karena memakai sudut pandang orang ketiga, penbaca akan menemukan nama dari tokoh utama. Selain itu, pengarang selalu mencoba untuk memberikan karakter pada tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita diatas. Sehingga karakter yang dimunculkan dalam cerita ini sangat mendukung pemahaman para pembaca.

Selain itu, penceritaan juga di dukung oleh setting yang diceritakan secara detail oleh pengarangnya,baik itu setting ruang atau setting waktu.

Dengan membaca Novel diatas, pembaca dapat mengambil banyak Amanat baik yang tersirat maupun yang tersurat di dalamnya.. untuk itu, dengan membaca Novel ini , kita akan mendapat suatu pelajaran, meskipun sangat sederhana namun itu akan berguna.

  1. B. Analisis Unsur Intrinsik
  2. 1. Tokoh (penokohan)

Dalam cerita diatas pengarang menceritakan secara detail karakter-karakter tokoh yang terlibat di dalamnya. Penceritaan yang dilakukan oleh pengarang dapat secara langsung maupun tidak langsung. Tokoh (penokohan) yang berperan dalam cerita diatas antara lain :

  1. Anak Malam (AL), Sebagai tokoh utama : Pemberani, Perhatian, Tidak mudah putus asa,Seorang anak yang tegas tetapi sedikit emosional dan mudah marah, Baik Hati.
  2. Nurlela, Merupakan Ibu kandung AL : Baik hati, Bersifat Keibuan tetapi kurang bertanggung jawab, Penyayang meskipun sering mudah sekali gegabah dalam mengambil keputusan.
  3. Tohir, Ayah kandung AL dan merupakan suami Nurlela : Pembohong, Jahat, Tidak bertanggung jawab dan semaunya sendiri.
  4. Ibu Nurlela, Nenek AL : Baik hati, Penyabar, Penyayang dan Rela berkorban.
  5. Bapak Nurlela, kakek AL dan sudah meninggal : Penyayang, Sabar dan Tidak suka merepotkan.
  6. Gandhi, Seorang supir taksi yang baik dan wartawab kriminal, ia adalah sahabat AL : Jujur, Baik hati, Dermawan, Suka menolong.
  7. Siti Jamilah (Ami), Seorang remaja pembantu AL : Baik, Rajin bekerja Jujur, Tanggung jawab, Religius.
  8. Ucok, Satpam Apartemen : Baik, Suka menolong, Tidak Jujur.
  9. Mahdi, Seorang karyawan Apartemen : Baik hati, suka membantu.

10. Sofyan, office boy dan tetangga AL di apartemen : Baik, Suka membantu dan sedikit perhatian.

11. Inge, Kekasih AL sewaktu SMA : Baik, Penyayang namun Egois.

Dari uraian penokohan diatas, maka pengarang mencoba untuk menjadikan penokohan sebagai salah satu unsur penguat cerita, karena pengarang berusaha untuk menyebutkan secara detail karakter tokoh-tokohnya, terutama tokoh utama.

  1. 2. Setting (latar)

Dalam Novel diatas pengarang berusaha untuk menceritakan setting cerita agar mempermudah penghayatan pembaca mengenai cerita yang ditulisnya. Pengarang menceritakan setting cerita dengan cara pendeskripsian, namun ada beberapa setting dalam Novel tersebut yang tidak disebutkan secara langsung. Setting yang dipakai dalm Novel diatas , antara lain adalah :

Contoh setting yang di deskripsikan :

Dua puluh dua tahun yang lalu. Di sebuah kota kabupaten di kaki gunung yang masih aktif. Di kota yang kalau orang berwisata ke sana, harus siap mental melewati turunan dan tanjakan yang curam. Di kota yang terkenal denbgan dombanya. Di kota yang kesohor dengan makanan cemilan dodolnya.

Setting tempat (kejadian) :

Dalam penceritaan Novel tersebut, setting yang paling dominan di pakai adalah di Apartemen mewah, dimana AL sebagai tokoh utamanya tinggal disana. Selain itu, setting tempat lain yang dipakai adalah :

  • Di hotel berbintang (saat Nur melayani lelaki hidung belang).
  • Di jalanan.
  • Makam, saat pemakamn Bapak Nur.
  • Kantor polisi (sat AL diamankan karena memukuli seorang supir taksi).
  • Rumah sakit (ketika AL Over Dosis)

Setting Waktu

  • Setting waktu yang dominan dipakai adalah malam hari. Karena AL sering melakukan aktifitasnya dimalam hari sehingga dia disebut anak malam.

  1. 3. flot (alur)

Alur yang dipakai pengarang untuk menuangkan cerita pada Novel diatas adalah Alur Campuran. Semua bagian-bagian peristiwa diceritakan secara bergantian dengan memakai alur maju dan alur mundur.

Alur yang dipakai dalam Novel diatas adalah alur campuran. Karewna penulis dalam menuangkan ceritanya menggunakan tahapan-tahapan yang berbeda, dan tidak selalu monoton atau tidak tetap karena alur yang digunakan adalah alur maju dan alur mundur.

Cerita diawali dengan pengenalan dua orang tokoh yang berperan sebagai Ayah dan Ibu tokoh utama dengan bermacam-macam konflik hingga lahirlah AL (Anak Malam) yang berperan sebagai tokoh utama (Alur mundur).

Selain bagian diatas, salah satu bagian dari cerita yang memakai alur maju adalah ketika AL telah beranjak dewasa dan menjalani kehidupannya dengan sebutan Anak Malam. Dalam tahapan ini penulis memberikan bermacam-macam konfik yang terjadi dalam kehidupan Anak Malam itu sendiri (alur maju).

Cereita dilanjutkan dengan pemakain alur mundur lagi ketika Al mengingat masa lalu bersama neneknya tercinta yang telah membesarkannya.

Begitulah sebagian contoh Alur cerita yang digunakan penulis dalam karyanya hingga sampai pada akhirnya novel ini tetap menggunakan Alur maju sampai tahap penyelesaiannya.

  1. 4. Tema

Berdasarkan cerita diatas, dapat disimpulkan bahwa pokok pembicaraan yang diceritakan oleh pengarang mengambil tema tentang Perjuangan.

Dapat disimpulkan seperti tema tersebut karena secara umum Novel diatas menceritakan tentang perjuangan seseorang untuk menjalani kehidupannya yang kelam dan berisi perjuangannya untuk menemukan jati dirinya sendiri dan status kedua oranga tuanya.

  1. 5. Amanat

Amanat (pesan) yang ingin disampaikan oleh penulis lewat Novel diatas dapat diambil baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena dalam cerita diatas terdapat amanat yang tersurat dan tersirat. Amanat-amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang antara lain:

  1. Hargailah hidup ini, dengan menghargai dirimu sendiri dan orang lain.
  2. Jangan mengukur kebahagiaan di dunia dengan uang, karena uang tidak selamanya dapat memberikan Ruang.
  3. Jagalah kehormatan dirimu sampai akhir hayatmu, karena harga diri adalah segalanya dalam hidup ini..
  4. Janganlah putus asa dalam menjalani hidup ini, karena seribu jalan masih terbentang luas disana jika kita mau berusaha.
  5. Segera bertaubat dan meminta maaflah jika kau berlumur dosa, Tuhan adalah Maha Pengampun atas dosa hamba-hambanya.
  6. Berfikirlah seribu kali ketika kau akan melakukan sesuatu di dunia ini, karena penyesalan selalu muncul di belakang.
  7. Sahabat adalah penerangan dalam hidup, yang mampu menegakkan kita disaat sedang lemah.
  8. Kesalahan yang terjadi pada masa silam janganlah kau sesalkan tetapi jadikanlah ia perkacaan untuk memperbaikinya di masa depan.
  9. Janganlah terlalu mudah percaya pada seseorang yang baru dikenal, karena siapa tahu dia adalah setan bagimu.
  10. Berterima kasihlah kepada semua orang yang berada disekitarmu, cintailah mereka seperti kau mencintai dirimu, karena ketika mereka telah tiada kau akan merasakan betapa kau membutuhkannya.
  1. 6. Gaya penceritaan (sudut pandang)

Novel berjudul Mencari Matahari, karya GOLA GONG, dalam penceritaanya memakai sudut pandang orang ketiga. Karena dalam menceritakan isinya penulis sering kali atau bahkan selalu memakai sebutan-sebutan seperti “ Si supir, Anak Malam, Si lelaki pucat, Si pengantin Wanita”, dan ada pula yang menggunakan nama langsung, misalnya : Siti jamilah, Ucok, Gandhi dll. Sebutan-sebutan diatas digunakan untuk nama panggilan para tokoh yang berperan dalam Novel ini, baik itu tokoh utama dan tokoh sampingan atau tokoh antagonis/protagonis.

  1. 7. Sinopsis

Seorang gadis kecil bernama Nurlela hidup senang bersama ayah dan ibunya di rumah. Gadis itu tumbuh dengan baik, menjadi anak yang ceria, menyenangkan, dan ia mempunyai hobi untuk bernyabyi. Bersamama ayahnya yang juga seorang seniman, Nur (begitu panggilan akrabnya) sering menghadiri acara-acara di kampungnya untuk menyanyikan beberapa bait lagu.

Kini Nur telah tumbuh remaja, namun di usianya yang menuju dewasa ini ia harus kehilangan Ayahnya tercinta untuk selama-lamanya. Menerima kenyataan ini, maka hilanglah sidah cita-citanya untuk menjadi penyanyi terkenal. Ia hanya bisa menangis dan meratapi makam Ayahnya tadi. Tetaapi, secara tiba-tiba muncullah seorang lelaki paruh baya yang bernama Tohir. Ia mengaku sebagai teman ayah Nur yang akan membantunya untuk menggapai cita-citanya sebagai penyanyi, dengan syarat Nur harus ikut dengannya ke jakarta. Dengan sangat gembira maka Nurlelapun mengikuti ajakannya.

Setelah beberapa lamanya di Jakarta, ia takkunjung menjadi penyanyi, justru Kang Tohir, laki-laki yang dicintainya yang menjerumuskannya ke dalam dunia hitam. Ia diperkerjakan untuk menemani laki-laki hidung belang, hingga akhirnya ia hamil. Melihat keadaannya yang tengah berbadan dua itu, Nurlela ingin segera mengakhiri kehidupan kelamnya dengan cara menembak suaminya yang biasa dipanggilnya Kang tohir, setelah itu ia melarikan diri.

Setelah menunggu beberapa lamanya, tibalah samng jabang bayi yang dikandungnya lahir kedunia, di rumah seorang dukun beranak. Nurlela sangat bahagia dan bersyukur kepada tuhan telah memberikannya seorang anak. Tetapi perasaan itu segera berganti pedih bila ia mengingat –ingta masa lalunya dulu. Dengan berbagai pertimbangan yang ia lakukan ahirnya Nur memutuskan untuk menyerahkan bayi lelaki itu kepada ibunya dengan alasan ia tak ingin anaknya mengetahui identitasnya.

Dengan sabar dan telaten, akhirnya Ibu kandung Nur merawat bayi yang diberi nama Anak Mlam itu, hingga akhirnya menjadi dewasa. Banyak pelajaran yang diberikan oleh neneknya kepada Al (panggilan akrab Anak Malam), termasuk menyuruhnya untuk membaca buku-buku peninggalan kakeknya. Setelah sekian tahun bersama, mereka amat bahagia walau terkadang Al sering membuat kesal neneknya. Namun, kebahagiaan itu harus segera berakhir ketika Al lulus dari SMA karena neneknya telah meninggal dunia.

Dengan amat sedih akhirnya Al memutuskan untuk berpindah ke Jakarta dan mencari alamat tante Nurlela, yang dikenalnya sebagai seseorang yang telah merawatnya bukan Ibu kandungnya, karena memang sudah menjadi janji antara nenek dan Ibunya bahwa tak akan mengatakan yang sebenarnya.

Sesampainya di Jakarta, Al sudah membuat masalah, ia memukul seorang supir taksi karena merasa telah ditindas dan ditipu oleh supir itu. Karena permasalahan ini akhirnya sampailah dia di kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan. Keesokan harinya ia langsung menuju ke Apartemen mewah dimana tante Nua berada. Dengan sedilkit terkaget, Nur akhirnya menyuruhnya masuk dan menawarkan untuk menyewakannya sebuah apartemen mewah juga.

Dengan keadaan yang serba kecukupan dan kemewahan, akhirnya Al tinggal di Jakarta. Di Apartemennya ia sering dibantu oleh Siti Jamilah, seorang anak yang tinggal di kampung belakang apartemen Al. Karena Ami, begitu panggilan akrab Siti Jamilah sedang membutuhkan uang untuk biaya meneruska kuliah maka Al menyuruhnya bekerja di tempatnya dan akan digaji seperti pembantu pada umumnya. Dengan kemewahan Al mencoba tegar. Namun, godaan kenikmatan yang ditawarkan kota metropolitan ini tak mampu menangguhnya untuk tidak terjerumus ke dalam dunia malam. Al mempunyai kebiasaan untuk keluar dan beraktifitas di malam hari, menghabiskan waktunya di cafe dan bar-bar malam, hingga pada suatu hari ia dipukul oleh sekumpulan supir taksi yang ingin balas dendam. Dengan kedaan seperti itulah Gandhi seorang supir taksi yang baik hati akhirnya menolong dan mengantarkannya pulang. Mulai saat itulah mereka menjadi sahabat sejati.

Al memang hidup dalam kemewahan, tapi hatinya tetap mencari jati diri hidupnya, mencari asal usulnya. Hingga pada suatu ketika ia merasakan suatu perasaan yang berbeda ketika bertemu dengan Nurlela. Ia merasa bahwa Nur adalah Ibu kandungnya.

Perasaan yang dirasakn Al itu merupakan suatu kenyataan. Namun, pada suatu hari di dalam apartemennya, Gandhi menemukannya tengah terkapar karena Over dosis, terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan. Tidak begitu lama dengan bantuan pihak apartemennya Al pun dibaea ke Rumah sakit. Secara tiba-tiba, Nurlela datang menjenguk Al dan ia mengatakan semua kebohongannya selama ini kepada Gandhi, dan mengakui bahwa ia adalah Ibu kandung Al. Dengan berjanji di hati, Nurlela akan mengatakannya yang sebenarnya kepada Al dan membawanya ke Rehabilitasi setelah pulang dari Rumah Sakit nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar